What Did I Do Wrong?

Pertanyaan yang selalu mengusik ketika Asaboy berperilaku di luar kendali saya. Sebagai ibu, kadang saya merasa salah dalam mengasuh si kecil. Misalnya saja ketika ia mengadaptasi gaya bicara yang ia dapatkan dari lingkungan sekitarnya. Atau mungkin ketika ia tantrum dan bertindak semaunya. Karena saya yang mendidik langsung Asaboy di rumah, maka pertanyaan itu selalu muncul di kepala saya .

Seperti hari ini, saya mengajak Asaboy untuk mandi pagi (entah kenapa sampai sekarang, "mandi" itu menjadi kegiatan yang cukup menantang untuk dilakukan). Lalu seperti biasa, ia pun menolak. Saya coba untuk membujuknya, berkali-kali, namun hasilnya tetap sama. Sampai akhirnya ia bete dan membentak saya. "Mas bilang mas nggak mau mandi!"

www.pixabay.com


Sontak, saya diam.
Saat itu saya duduk di hadapannya. Posisi badan saya sudah sejajar dengan tinggi si kecil. He could see me getting angry that time. A second, I felt that I was going to blow. But then I remembered that anger won't solve anything. Instead, I asked myself, "What did I do wrong?" while saying astaghfirullah deep in my heart repeatedly.
Saya menunduk sambil memegang dahi... entah karena baper dibentak anak atau gimana, mendadak saya merasa pusing sambil mengevaluasi diri. Apa yang salah dalam pola asuh kami? Apa saya mencontohkan perilaku negatif? Apa begini, apa begitu?... dan puluhan pertanyaan evaluatif lainnya.

Tak disangka, Asaboy memeluk saya sambil meminta maaf. Mungkin ia pikir saya sedang menangis karena saya menunduk. Padahal, emaknya lagi baper dan evaluasi diri. Kalau sampai nangis sih, belum... haha..

Justru ketika ia memeluk saya itu saya jadi pengen nangis terharu. Lah ini anak, liat emaknya baper malah ikutan baper. Setelah memeluk saya, ia langsung bilang, "mas mau mandi, mami. Tolong bukain bajunya"
Dengan senang hati, saya lepaskan baju dan celananya, bersiap untuk mandi.
Dan pagi itu ditutup dengan manis. Setelah sesi mandi Asaboy minta makan dan kami pun bermain seperti biasa.

Pikiran anak itu memang luar biasa dan tidak dapat ditebak. Sesaat saya pikir ia akan tetap marah dan meledak-ledak.. Eh, ndilalah malah ikutan baper dan minta maaf. hehehe..
Baiklah, boy.. Keep teaching me, okay?





Comments