Saya Tulis Apa Yang Ingin Saya Baca

hi!

Walaupun blog dikenal dengan kebebasan format menulisnya, tetap aja ada aturan yang harus dipatuhi ketika menulis blog. Salah satunya adalah, keterbacaan.
Menurut KBBI, Keterbacaan adalah
Perihal dapat dibaca teksnya secara cepat, mudah dipahami dan diingat
Untuk media blog, keterbacaan bisa diatur dengan komposisi warna dan jenis font yang kita pakai. Nah, lain tampilan, lain pula konten dan konteksnya.

Tampilan udah oke, udah enak dibaca, tapi mudah dipahami, nggak?

Ini jadi PR luar biasa juga sih untuk para blogger. Gimana caranya nulis dengan gaya bahasa sendiri, tapi pesannya sampai ke pembaca?Sederhananya, keep it simple, say!

Yaelah, gaya! Haha.

Teorinya begitu. Tapi dalam pelaksanaannya emang challenging banget, sih. Dari sekian banyak teori yang bilang begini dan begitu, akhirnya saya balik lagi ke teori lama: saya tulis apa yang ingin saya baca. Itu dulu deh, modalnya.

Kalau sebagai penulis (ceilee) kita nggak betah baca tulisan  sendiri, gimana orang lain bisa betah, ya nggak?
Tema yang biasa saya tulis di blog umumnya tentang parenting, pengalaman pribadi menggunakan jasa/ produk tertentu, serba serbi pernikahan, tutorial dan bikin-bikinan alias DIY.

Parenting ini tema klasik yang nggak ada matinya, sih. Istilahnya, an evergreen theme. Semua ibu biasanya punya bakat terpendam untuk menjadikan anaknya bintang utama di blognya. Coba aja liat para blogger parenting, kalo urusan nyeritain anak, mereka fasih banget. Hahaha! Saya pun begitu. Kalau urusan nyeritain Asaboy, itu postingan bisa panjaaang dan lama. Kadang detil banget karena saya pengin mendokumentasikan perjalanan selama Asaboy tumbuh. Ya, walaupun nggak semuanya saya tulis di blog, sih. Ada momen-momen yang durasinya terlalu panjang sampai saya males nulisnya atau saya baru sempat posting di Instagram aja. Catatan perjalanan parenting yang berat, akan lucu ketika semuanya sudah lewat. Walaupun ketika mengalaminya kayaknya hadeeh bener ya... macam ketika Asaboy lagi toilet training, tantrum di tempat umum, atau lagi Gerakan Tutup Mulut (GTM). Semuanya begitu kaya untuk ditulis.

Pengalaman pribadi menggunakan jasa/ produk ini ada dua macam: yang dibayar dan nggak, atau bahkan ikut pas ikut lomba blog, biasanya kan modelnya feature gitu. Blogger yang jago banget nulis kayak gini itu Pungky (galaxypungky.com) dan Alexander Thian (amrazing.com). Kalo mereka udah nulis, itu ga berasa iklan, loh! Jadi kayak murni review aja gitu. Nah, kalo saya nulis review gini kadang memang ada yang pengen ditulis aja biar orang lain mendapatkan manfaat dari produk tersebut, walaupun saya nggak dibayar untuk itu.

Serba-serbi pernikahan alias marriage and its perks. Saya dan si papoy termasuk pasangan yang nggak romantis, tapi kami saling belajar untuk menjaga sparks itu tetap hidup di mahligai rumah tangga kami berdua. *cieeeh. Kadang, ada beberapa catatan yang sengaja saya buat di sini untuk jadi pengingat betapa manisnya atau mungkin pahitnya momen-momen pernikahan yang kami jalani.. cieee yang bentar lagi eniperseri! Uhuy!

Tutorial dan DIY adalah dua jenis tulisan yang paling butuh usaha! Makanya butuh momen tertentu untuk ngerjainnya. Untuk tutorial, mungkin agak lebih ringan daripada DIY karena butuh foto berupa skrinsut atau rekaman layar, tapi kalo DIY itu YA ALLAH HAYATI LELAH. Hahahaha. Karena kudu step by step banget dari menata printilan alat dan bahan, terus cara pembuatan, dilengkapi dengan foto setiap langkah. Monmaap sini anaknya rada perpeksionis jadi rada gimana gitu kalo bikin DIY tapi nggak easy-to-follow. #asek

Kalo saya sih begitu, nggak tahu kalo mas Anang. #eh

Kalo temen-temen gimana?




Comments

  1. Saya sih Yes mbak ! (Loooh).. hahhaa.. iya juga sih.. saya bikin tulisan yang emang saya sering baca. Hehehe..

    ReplyDelete
  2. Kalau saya sering bilang, "tulislah apa yang mau kau tulis". He..he...

    ReplyDelete

Post a Comment