Lombok Terguncang, Indonesia Berduka

salah satu pantai cantik di Lombok (gbr: Pixabay)

Kira-kira setahun lalu, saat saya sedang mengerjakan naskah penelitian dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris tentang pariwisata lombok, saat itulah saya jatuh cinta dengan Lombok.

Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno dan gugusan pulau yang dikelilingi oleh air laut yang jernih, pasir yang menghampar di sepanjang pantai, membuat Lombok semakin memesona dan menarik hati para pelancong, baik domestik maupun manca negara.

Kecantikan Lombok yang terkenal di seantero dunia kini berubah menjadi kabar petaka.

5 Agustus 2018 pada pukul 18.46 waktu setempat, gempa sebesar 7 skala richter mengguncang kawasan Lombok Utara. Gempa yang berpusat di darat 18 km barat laut Lombok Timur dengan kedalaman 15 km ini berpotensi Tsunami dan menimbulkan kepanikan luar biasa di kalangan warga Lombok, Bali dan sekitarnya.

Saat gempa itu terjadi, saya sedang bercanda bersama anak dan suami di kamar mungil kami. Tidak ada goncangan yang kami rasakan. Tanpa kami ketahui, pada waktu yang sama, di negeri yang sama, yang hanya terpisah jarak kurang lebih 1.370 km dari tempat kami bercengkrama, ada orang tua yang super panik menyelamatkan anak-anaknya, ada suami yang terpisahkan dengan istrinya, bahkan ada yang tidak sempat menyadari apa yang sedang terjadi hingga tertimpa reruntuhan dan dijemput oleh malaikat maut. Terkapar, tertimpa tiang, tangga, langit-langit dan atap bangunan yang sejatinya menjadi pelindung dari hujan dan panas.

Beberapa jam setelahnya, anak dan suami tertidur pulas dan saya pun kembali meneruskan pekerjaan yang tertunda. Saya duduk di depan laptop di pojok kamar, sambil membiarkan televisi menyala. Biasa, untuk menemani saya bekerja di tengah kesenyapan malam.

Saluran yang saya pilih adalah saluran berita, karena biasanya saluran ini akan siaran 24 jam lamanya. Malam itu saya bekerja tanpa mendengarkan alunan musik dari headset. Tak lama, berita tentang gempa itu disiarkan secara langsung oleh media. Betapa banyak korban jiwa dan korban luka-luka yang berjatuhan.

Saya sempat terdiam beberapa saat di depan laptop kemudian menghubungi teman yang tinggal di Bali,
"Bli... Lombok gempa? katanya kerasa sampai Bali?how are you? stay safe ya..."
Rekan saya membalas keesokan harinya.
"Yes, 7SR. Astungkara di Bali aman walo ada porak poranda dikit"
Syukurlah... semua kawan-kawan di Bali aman.

Tapi, bagaimana dengan Lombok?

Ketika saya menulis postingan ini, Lombok baru saja diguncang lagi


Sementara, masih banyak korban dari gempa sebelumnya yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. Kawasan yang dikenal dengan pulau seribu masjid ini sedang luluh lantak diguncang mother earth.

Banyak pihak yang menghubung-hubungkan peristiwa gempa ini dengan berbagai macam spekulasi, namun yang saya percayai, semua ini adalah rencana-Nya untuk menjaga kestabilan bumi.
Semoga para korban diberikan ketabahan, kekuatan dan selalu dilindungi oleh-Nya. Amin.






Comments