Nggak terasa, sekarang sudah akhir minggu lagi. Hari ini, saya belajar smartphone photography bareng Beauty Picnic ID. Nara sumber workshop yang bertajuk "Foto Cantik Pakai Smartphone" ini adalah mbak Ariana Oktavia (
@ariana_arriana), seorang praktisi
smartphone photography yang sudah menggeluti bidang ini selama kurang lebih 3 tahun. Berawal dari hobi jeprat jepret pakai ponsel, mbak Ariana sukses menjadi pemateri workshop
smartphone photography. Di kala orang-orang masih sibuk berlomba-lomba foto pakai kamera canggih macam DSLR dan mirrorless, mbak Ariana malah konsen mengulik kamera ponsel. Ia berhasil memanfaatkan sumber daya yang (hampir) saat ini dimiliki oleh semua orang.
|
mempersiapkan produk dan properti pendukung |
Acara dimulai sekitar pukul 10.30, sebagian teman-teman sudah hadir di Box Cafe Gundar sejak jam sepuluh. Sambil menunggu acara dimulai, mbak Ariana mempersiapkan properti foto di meja-meja yang terletak di pinggir balkon lantai 3 cafe.
Btw, mbak Ariana ini
well prepared banget sama properti foto untuk membuat "studio mini". Beliau bawa beragam properti seperti alas foto, bunga plastik, tas kecil dan pernak pernik yang bisa membuat tampilan foto lebih cantik dan personal. Yang saya salut, beliau sampai bawa koper kecil untuk membawa semua propertinya tersebut. Setelah properti siap, mbak Ariana mempersilakan para peserta untuk mulai memfoto produk-produk di setiap "mini studio" yang sudah beliau siapkan.
|
Talita Zahrah |
Dua puluh menit kemudian, acara dibuka oleh Talita Zahrah, co-founder Beauty Picnic. Menurut Talita, ini adalah kali kedua mereka bekerja sama dengan mbak Ariana. Sebelumnya, sudah diadakan acara serupa di bulan Juni tahun lalu. Ternyata animo masyarakat terhadap workshop ini demikian besar sehingga mereka pun mengadakan acara yang sama di bulan Maret ini dengan tema yang berbeda. Di workshop kali ini, ada empat produk sponsor yang dijadikan obyek foto, yaitu produk kosmetik dari @bambuspadepok, beragam ekstrak rempah dari @ngejamu, selai dari @ladameinvanilla, dan perlengkapan makan kayu dari @larosekitchen.
|
foto bersama setelah demo body fat |
Setelah foto-foto bebas, para peserta diajak untuk menyaksikan demo body fat dari @bambuspadepok. Ternyata, dengan menggunakan body fat monitor, teman-teman bisa mengetahui kadar lemak yang ada di dalam tubuh. Seru juga, ya? Kita bisa tahu "PR" alias berapa jumlah lemak yang bisa disingkirkan demi sebuah kata "langsing". Haha.
|
workshopnya dimulai! ^_^ |
Akhirnya, sampai juga di materi inti workshop smartphone photography. Mbak Ariana memaparkan teori tentang teknik dasar fotografi. Menurut mbak Ariana, untuk mendapatkan foto yang kece, ada tiga poin penting yang harus kita perhatikan: konsep, cahaya dan styling.
|
praktik foto |
Konsep dalam hal ini adalah tema dari foto yang akan kita buat. Misalnya jika kita akan mengambil foto makanan yang gurih seperti tahu isi, maka properti yang kita letakkan di sekitar obyek utama adalah elemen pendukung rasa gurih tersebut seperti cabe, kecap dan lalapan. Jangan letakkan properti dengan rasa yang kontras seperti sirup atau gula.
Secara teknis, faktor paling penting dalam menangkap gambar adalah cahaya. Secara etimologis, fotografi berasal dari kata
phos (cahaya) dan
graphe (gambar). Kalau berbicara tentang fotografi, artinya kita bicara tentang bagaimana mengatur cahaya yang ditangkap oleh lensa kamera. Untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus, kita bisa menggunakan
artificial light (lampu) dan sumber cahaya alami (matahari). Namun, sumber cahaya yang terbaik adalah matahari. Cara untuk mendapatkan pencahayaan yang merata dan tidak
over exposure adalah dengan menggunakan reflektor (pemantul) yang diletakkan berlawanan dengan arah sumber cahaya.
|
angle Bird Eye View (BEV) |
Faktor penting kedua adalah
styling. Namanya juga
style, ya pasti urusannya mainan gaya. Bagaimana mengatur posisi obyek utama dan properti pendukung di dalam foto agar terlihat cantik dan menarik. Selain posisi, usahakan benda yang ada di dalam foto berjumlah ganjil karena akan terlihat lebih dinamis dan saling melengkapi.
Faktor lain yang nggak kalah penting adalah
camera angle alias
point of view kamera. Kemarin, kami mempraktikkan
angle "bird eye view" (bev) , eye level (90 derajat) dan 45 derajat. Lalu kapan saatnya memakai
angle tersebut?
Untuk makanan, sebaiknya digunakan
angle 45 derajat untuk memberikan kesan nyata dan enak, tentunya. Untuk produk kemasan botol, lebih cocok menggunakan
angle eye level untuk menampilkan visualisasi produk secara keseluruhan. Sedangkan untuk produk yang lebih indah dipandang dari atas, seperti
coffee latte atau makanan dengan garnish cantik, bisa menggunakan
angle bird eye view.
|
mbak Ariana membetulkan posisi ponsel peserta |
Ketika membawakan materi workshop ini, mbak Ariana memberikan kesempatan bertanya dan konsultasi seluas-luasnya kepada semua peserta. Jadi, kita yang ikut workshopnya juga senang dan puas karena bisa konsultasi langsung.
|
workshop rasa privat :) |
Setelah praktik foto, kami diajarkan untuk menyunting alias edit foto menggunakan aplikasi Snapseed dan VSCO. Dua aplikasi ini cukup sederhana namun mumpuni untuk mengedit foto. Namun, sehebat apapun aplikasi
image editor yang digunakan, tidak akan bisa memperjelas gambar yang
blur. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati ketika memencet
shutter di ponsel. Jangan sampai bergerak atau menggerakkan ponsel segera setelah kita menekan tombol
shutter karena akan menghasilkan gambar yang tidak jelas.
|
salah satu foto hasil workshop karya saya :P |
Alhamdulillah, cukup banyak ilmu yang bisa diserap dari workshop yang berlangsung kurang lebih 4 jam hari itu. Semoga ilmu yang dibagikan bermanfaat ya, mbak Ariana.. semoga juga banyak teman-teman pemilik online shop yang semakin lancar usahanya karena bisa memotret produk sendiri dengan kece.. Amin. Terima kasih beauty picnic atas acaranya yang kece banget.. semoga semakin sukses, ya!
wah makasih artikelnya mba Inne, aku jadi refresh lagi nih, soalnya aku hobi juga moto pake hape, enak karena praktis dan bisa langsung posting, hehehe
ReplyDelete