Mengenal Geometri dan Bilangan Ordinal



geometri dan bilangan ordinal
Ada banyak cara untuk memperkenalkan #MathAroundUs kepada anak-anak. Salah satunya adalah menyediakan fasilitas belajar di sekitarnya dan membiarkannya bereksplorasi, dengan keinginannya sendiri. 
Sejak Asaboy bayi hingga menjelang usianya ke-5, seingat saya, kami nggak punya waktu belajar yang pasti. Di usianya yang masih tergolong usia dini, kami memang tidak menargetkan kemampuan akademis yang ia harus capai, namun kami berusaha membangun ekosistem yang nyaman baginya, menumbuhkan rasa ingin tahunya dan membersamainya saat ia sedang membutuhkan. Yang kami lakukan adalah menempatkan diri kami sebagai fasilitator.



Salah satu momen yang ingin saya catat hari ini adalah tentang bagaimana ia memanfaatkan "me time" nya ketika kami sedang tidak bisa membersamainya secara total. Hari itu ia ikut saya mengajar. Ketika kami sudah sampai di ruangan kelas, saya langsung mengeluarkan buku, alat tulis dan crayon di atas meja. Siapa tahu, Asaboy ingin menggambar atau sekadar mencorat coret.

Tanpa order, tanpa perintah.
Asaboy mengambil salah satu activity book dan pulpen. Lalu ia mulai membuka halaman demi halaman di buku tersebut dan berhenti pada sebuah aktifitas membuat garis berdasarkan angka-angka.

Ketika para siswa saya sudah asyik dengan tugasnya masing-masing, saya pun menghampiri Asaboy dan bertanya, "mas lagi apa?"
"Lagi gambar, mami. Lihat deh"
"Wah iya ya. Bagus. Itu kenapa ada angka di titik-titiknya, boy?"
"Iya, kan ada titik-titik nih. Mas sambung-sambungin aja, jadi deh gambarnya"

menghubungkan titik-titik menjadi garis

Sepertinya, ia belum memahami apa fungsi dari angka-angka yang ada di atas titik-titik tersebut. Hahaha. Tapi nggak apa-apa. Yang penting dia sudah merasa nyaman dan asyik memegang buku dan pulpen.

Sambil menunjuk angka 16, saya pun bertanya,
"ini angka berapa ya, mas?"
Ia diam, tidak menjawab.

Ternyata, ia sedang tidak mood untuk membahas soal angka tersebut. Jadi saya biarkan saja ia meneruskan kegiatannya sendiri.

Tidak berapa lama kemudian, ia menghampiri saya yang sedang memeriksa hasil tugas para siswa, sambil membawa activity book-nya ia bilang,

"Mami, lihat deh. Ini enam belas, tujuh belas, delapan belas. Nah, jadi deh gambar mas! Ya, kan?"

Saya pun menjawab,
"Wah, iya ya. Mas bikin gambar sambil ngitung?"

Ia pun mengangguk dengan penuh semangat, lalu kembali lagi ke mejanya.


serius amat, bang? :P
Terkadang, kita terlalu berambisi untuk membuat anak memahami sebuah materi. Tapi ternyata kadang yang kita perlukan adalah memberikannya kesempatan untuk merasakan "eureka"-nya sendiri.

Kalau aja saat itu saya memaksakan untuk membahas soal angka di atas titik-titik tersebut ke Asaboy, mungkin ia tidak akan merasakan nikmatnya berhasil menemukan sebuah pemahaman baru. Ternyata, mami memang nggak tahu apa-apa, le. Emak masih harus belajar buanyaaak banget dari mas, ya?

The more I learn, the more I know that I knew nothing





#Day4
#Tantangan10hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Comments