Membangun Budaya Literasi Dalam Diri


li.te.ra.si1 /litêrasi/

  1. n kemampuan menulis dan membaca
  2. n pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu: -- komputer



Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Menulis dan membaca adalah dua kegiatan yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Jika seseorang ingin membuat tulisan yang baik, maka ia wajib meluangkan waktunya untuk membaca. Kenapa?

Bagaikan sebuah sistem komputer yang terdiri dari 3 bagian utama: Input, Proses dan Output. Anggaplah sebuah bacaan adalah input, kemudian otak akan memproses bacaan tersebut, menambahinya dengan pengalaman dan wawasan si penulis sendiri, kemudian baru akan menghasilkan sebuah karya tulisan sebagai output. 

Untuk membangun budaya literasi dalam diri, maka saya berencana untuk membuat sebuah jadwal membaca dan menulis yang rutin selama periode tertentu. 
Yang biasanya saya membaca buku tanpa target, kali ini saya ingin menargetkan untuk bisa menyelesaikan satu buku dalam satu minggu. 

Saya sengaja tidak ingin membuat target yang muluk-muluk, karena buat saya, yang lebih penting adalah kualitas, bukan kuantitas. Akan sangat rugi rasanya jika cepat-cepat menyelesaikan sebuah buku, tapi tidak meresapi ilmu yang ada di dalam buku tersebut. 

Buku yang akan saya baca genrenya beragam, mulai dari fiksi hingga non fiksi. Buat saya, fiksi sangat bermanfaat untuk memperkaya imajinasi dan perbendaharaan kata. Sementara buku non fiksi bermanfaat untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Minggu ini, saya baru saja menyelesaikan buku "Sirkus Pohon" karya penulis kesayangan saya, Andrea Hirata. 

A post shared by Inne R.A. (@inne.ra) on

Buku ini selesai dibaca dalam waktu kurang dari dua hari. Saya ingin membacanya lagi sampai saya benar-benar memahami apa yang tertuang di dalam buku tersebut. Andrea Hirata menuliskan buah pikirannya dalam buku ini dengan menggunakan gaya bahasa Melayu yang mendayu-dayu. Penuh detail dan berima. Sebuah buku yang komplit sekaligus menggelitik. Ada humor, ada horor. Ada kisah cinta, ada kisah nelangsa. Semua lengkap di dalam buku Sirkus Pohon.

Selain menyelesaikan satu buku dalam satu minggu, menjelang akhir tahun ini saya ingin menyelesaikan sebuah naskah non fiksi yang sudah berstatus draft selama kurang lebih sebulan. Maybe I got a writer's block, who knows?
Yang mengherankan, saya lancar menulis tentang hal lain, seperti meng-update blog ini misalnya. Tapi ketika menulis naskah tersebut, rasanya maju mundur tak keruan. Hehe.
Semoga sebelum bulan November berakhir, naskah tersebut sudah bisa disetor ke sang editor. Amin.

Wish me luck, guys!





Sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/person-holding-and-reading-book-during-daytime-115001/

Comments

  1. Alhamdulillah... seru sekali bisa tahu target yang sudah mbak buat dalam mengkonsistenkan budaya literasi yang sudah berjalan selama ini.

    target sederhana asal bermakna adalah sesuatu yang paling masuk akal untuk memulai sebuah kebiasaan baru atau "memanasi" kebiasaan yang telah dilakukan sebelumnya namun sempat terhenti.

    saya sepakat, terkadang goal dari kegiatan literasi tidak melulu tentang sebuah buku yang selesai dibuat. bisa juga tentang dialog dalam diri yang semakin luas untuk terus "terjaga" mengenali diri sendiri dikala banyak terpaan yang membuat kita menjadi "asing" sesaat.

    selamat menjalankan target. selamat menikmati setiap proses yang mengikutinya. salam sliterasi

    ReplyDelete
  2. Mba Inne, sukaaaa dg tulisan ini💜

    Terima kasih insightnya. Jadi terinspirasi menerapkan hal ini juga ke diri sendiri, membangun budaya literasi dalam diri dg target yg tidak muluk. Saya biasanya terlalu muluk atau tdk buat target sama sekali. Baca bukunya sudah mulai digalakkan lagi, menulisnya...semoga bisa mengikuti jejak Mba Inne konsisten menulis di
    blog ini.

    Anyway, bukunya semoga bisa segera dirampungkan 😊

    ReplyDelete

Post a Comment