Mau Nge-blog? Kuy!

Menurut kamus Webster, blog adalah a Web site that contains online personal reflections, comments, and often hyperlinks provided by the writer; also :  the contents of such a site.

Jika diterjemahkan secara bebas berarti sebuah situs yang memuat pandangan pribadi seseorang, komentar dan terkadang "dititipi" tautan oleh si penulis. Blog juga bisa disebut sebagai "isi" dari sebuah situs. 

Gambar: www.pixabay.com
Jadi intinya, blog adalah situs. Yang membedakannya dengan situs lain adalah, blog sifatnya lebih pribadi dan "wadah curhat" si penulis. 

Itu dulu... 

Sekarang?

Wah, blog sudah jadi ajang bisnis. Bahkan sudah menjadi wadah pendulang uang. Banyak emak ketjeh yang dengan bangga menyandang profesi sebagai "blogger". Gimana nggak? kerja fleksibel, cuma ketak ketik sambil nemenin anak main dan masak (ya kaliiiii) bisa menghasilkan pundi-pundi. Amiiiin... sering dapet gratisan juga sih kalo endorsing. Tapi, apa iya blogging semudah itu? Kalau gampang, berarti setiap orang bisa bikin dong?

Bisa... asal niat dan konsisten sih bisa aja. Masalahnya, kadang orang cuma puas di awal pada saat punya blog dengan<nama>.blogspot.com, <nama>.wordpress.com atau bahkan ber-TLD seperti <namapribadi>.com, tanpa memikirkan "kehidupan" si blog itu sendiri. Well, saya sendiri dulu niat blogging karena mau punya "tempat sampah" untuk menampung cerita hidup saya. Makanya sejak bikin blog pertama di mendiang Multiply (ketara angkatan berapa nih),  sempat pindah platform ke Blogspot karena Multiply amsiong hingga migrasi ke Wordpress, nggak kepikiran untuk monetizing blog. Sampai mentok di blogspot lagi, akhirnya baru berani ber-TLD sejak Mei 2015 lalu...Katrok, ya? Iyah..

Memalukan :D

Pengalaman adalah guru terbaik, ya kan? 
Dengan malang melintang di dunia per-blog-an, saya jadi ngeh apa sih yang harus dilakukan kalau mau (serius) nge-blog?
1. Tujuan nge-blog
Yang ini sih bebas ya, mau cuma kayak saya dulu (buat pensieve), atau untuk dokumentasi perkembangan anak, atau bahkan buat para ABG yang masih unyu-unyu mungkin mau buat penyimpanan materi pelajaran (ehem!). Sejak membuat blog, tentukan tujuanya ya... walaupun misalnya nanti akan berubah, ya minimal kan sudah ada garis besarnya mau kemana. Tujuan ini nanti akan berpengaruh kepada platform alias rumah fisik maya tempat kita nge-blog dan perkembangannya ke depan.

2. Tentukan niche blog
Niche adalah pemetaan blog berdasarkan konten/ isi blog itu sendiri. Misalnya, kalau dokumentasi perkembangan anak, dah jelas nichenya parenting. Kalau catatan perjalanan, berarti niche nya traveling. Tapi banyak juga blogger yang blognya nggak ber-niche dan mereka tetap kaya raya dari blog.. haha... intinya sih, gimana nyamannya si blogger aja.. :)
Kalau saya pribadi, sampai saat ini blog ini adalah blog utama, untuk blog mengajar saya ada di http://rpl.inne.web.id/ dan orat-oret tentang bahasa Inggris ada di http://ms.inne.web.id/. Ribet? Nggak juga sih. Malah lebih nyaman karena kalau lagi ada ide bisa dikelompokkan sesuai dengan "tempatnya" :D. Saat menulis artikel ini pun saya lagi ngumpulin resource untuk blog khusus skoliosis :D. Doakan yaa! ^_^

3. Buat Kategori
Oke, tujuan dah ada. Sekarang, buat aja mind map alias peta pikiran. Kira-kira hal apa yang berkaitan dengan pencapaian tujuan blog tersebut? Misalnya, kalau untuk dokumentasi perkembangan anak, maka kategorinya bisa dibagi berdasarkan usia si anak tersebut. Atau kalau untuk dokumentasi resep, bisa dibagi berdasarkan kategori asal masakan tersebut, western atau eastern.. sekali lagi, ini bebas ya... nggak ada pakem tertentu. Untuk buat mind map ini bisa langsung corat coret di kertas, atau kalau saya sih biasanya pake Free Mind. Haratis! :D

Gambar: https://www.mindtools.com

Malas bikin kategori di awal? Well, kalau gitu saya cuma bisa bilang good luck. Nge-blog itu kalau sudah dinikmati, nikmat banget loh... sehari bisa bikin lebih dari satu postingan. Kebayang kan, kalau sudah ribuan postingan terus baru "insyaf" bikin kategori? Itu bagaikan kita punya berkas ribuan kertas yang harus dimasukkan satu per satu ke dalam binder sesuai kategorinya. Amsiong? Iyap. Mendingan bikin baru! hahaha... tapi kalo bikin blog baru artinya, kita membuang segala status statistik penting yang bisa "menjual" blog, seperti DA, PA dan PV. :D
Khusus untuk kategorisasi ini, saya nggak menyarankan better late than never. 

4. Tentukan Nama Blog
Katanya sih, apalah arti sebuah nama. Tapi kalau blog nggak bisa dibikin tanpa nama :D. Nah, urusan pemberian nama blog alias domain ini susah susah gampang. Ada yang bikin berdasarkan niche blog, ada juga yang memang berdasarkan nama si blogger. Sekali lagi, B. E. B. A. S! 
Yang pasti, sekali dibuat, nama domain ini nggak bisa digonta ganti layaknya username twitter :D
So, you'd better think of it wisely! 

5. Tentukan Platform
Sampai pada saat ini, dua platform blog yang paling tenar adalah Blogspot dan Wordpress. Mana yang yang lebih oke? Dua-duanya oke dan mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Sebagai pelanggan dua platform ini,  semuanya balik lagi ke tujuan blogging tadi. Kalau mau buat blog yang banyak gambar, maka Blogspot cocok ya... karena blogspot punya fitur resize gambar otomatis. Jadi, mau gambar segede-gede gaban, kalau dah masuk di blog post itu otomatis ya segitu aja ukurannya, ga perlu di-resize. Kalau di WP, harus kita resize  dulu supaya fits perfectly  di postingannya.
Sedangkan kalau lebih suka tampilan yang elegan dan professional-look, monggo pilih Wordpress. 
Untuk kategorisasi juga WP cenderung jauh lebih gampang pengaturannya dibandingkan BP. Namun,  selama saya pake WP kurang lebih 10 tahun, kekurangannya adalah... kurang akur sama koneksi internet di Indonesia yang terbilang galau..  T_T'.
Sekarang sih sudah agak mendingan, nggak terlalu lola. They are making progress, though!
Sekali lagi, ini pendapat pribadi lho yaaaa... ^_^ 

Happy blogging!








Comments