6 Manfaat Permainan Sensorik


Salah satu permainan favorit #Asaboy adalah permainan sensorik. Medianya bisa bermacam-macam, mulai dari beras, tepung gandum, tepung terigu hingga garam. Yang sedang menjadi kesukaannya saat ini adalah tepung terigu.

Zaman kita kecil dahulu mungkin bermain tepung ini termasuk pamali ya, karena makanan kok dimain-mainkan? hehe. Kenapa kami memilih bahan makanan sebagai media permainan sensori? Sederhana sih, karena aman. Yang namanya balita, masih suka eksplorasi sesukanya, kadang ya cuek aja gitu kan apa yang dipegang langsung haap masuk ke mulut. Kecuali beras, yah. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk terus mendampingi anak saat mereka sedang bermain sensori seperti ini. Sebenarnya sih, sedang bermain apapun harus tetap diawasi ya. :)

Kembali ke laptop. Kenapa bermain tepung? Karena manfaatnya ternyata buaaanyaaak! Di antaranya adalah:

  • Perkembangan kognitif
Sejak di dalam kandungan, otak anak berfungsi sebagai spons yang akan menyerap seluruh informasi yang memapar inderanya. Dengan bermain sensori, anak akan belajar tekstur dan belajar langsung kata sifat seperti lembek, halus, kasar, besar dan kecil. Hal ini akan semakin memperkaya perbendaharaan katanya dan membuat otaknya semakin "tersambung" satu sama lain. Dengan bermain sensori ini, anak juga bisa belajar rasa seperti asin, asam, manis, atau pahit.
  • Perkembangan sosial
Bermain sensori memang akan lebih asyik bila dimainkan secara berkelompok. Di sinilah anak akan belajar konsep area, mana tepung bagiannya, mana bagian teman/ saudaranya. Dengan bermain bersama, anak juga akan belajar toleransi dan bekerja sama untuk membuat permainan yang menyenangkan. Terkadang, melalui permainan sensori ini kita bisa melihat reaksi anak yang tidak tampak sebelumnya. Contohnya, ketika bermain garam, #Asaboy dan saudaranya takjub ketika merasakan garam larut menjadi titik air karena kehangatan tangan mereka. Menurut kita mungkin hal ini biasa saja. Tapi menurut anak-anak, hal tersebut mengagumkan.

  • Sadar akan eksistensi diri
Ketika bermain sensori, anak akan belajar bahwa mereka diterima di lingkungannya. Misalnya, ketika bermain tepung, #Asaboy suka sekali bermain pretend play seolah-olah tepung tersebut adalah salju. Lalu ia bilang bahwa saljunya berwarna putih. Saya pun mengonfirmasi bahwa salju itu putih. Dengan begitu, ia akan merasa bahwa penilaiannya tentang warna salju adalah benar dan keberadaannya diakui oleh saya, ibunya. :)
  • Kemampuan fisik
Saya sempat kenal beberapa orang yang tidak bisa makan menggunakan sumpit, walaupun mereka sudah dewasa. Ternyata, hal sederhana seperti memegang sumpit, sendok maupun pensil dipengaruhi oleh rangsangan saraf motorik halus dan kasar sejak kecil. Nah, dengan bermain tepung ini, #Asaboy menggunakan media sendok, takaran kue, stik es krim, bahkan excavator dan dump truck mini. Beragam peralatan tersebut akan merangsang otot di tangannya dan koordinasi tangan dan mata. Tentang koordinasi ini, ternyata akan sangat mempengaruhi kemampuan menulisnya di masa mendatang, lho! :)
  • Perkembangan Emosi
Pernah melihat anak yang gampang frustasi? Mendadak tantrum karena hal ringan seperti tidak bisa menyusun balok atau membuka tutup botol? Ternyata, hal tersebut bisa dikurangi dengan bermain sensori. Permainan sensori yang cenderung abstrak dan berubah bentuk memberikan efek terapeutik yang bersifat menenangkan dan membantu anak untuk menangani dirinya sendiri di kala ia kesal atau marah.
  • Kemampuan komunikasi
#Asaboy suka sekali bermain tepung sambil bermain pretend play. Biasanya, ia akan ngoceh tentang excavator yang akan mengisi dump truck. Nampan yang berisi tepung itu menjadi mini construction site. Kadang saya sendiri suka takjub dengan daya mengarang cerita si bocil ini. Karena ia membuat dialognya sendiri bahkan tanpa saya ajari sebelumnya. Pretend play ini bisa memperkaya perbendaharaan kata dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Di usianya yang menjelang 4 tahun, #Asaboy sudah bisa menyampaikan kalimat dengan dua sampai tiga frase. Amazing, isn't it?

Dari sekian banyak manfaatnya, kekurangan permainan sensori ini adalah: B.E.R.A.N.T.A.K.A.N.  :D

Memang PR banget sih ya. Untuk mengantisipasi ini biasanya saya menggunakan alas seperti plastik sampah ataupun tikar plastik sehingga sisa tepung mudah dibersihkan.

So, selamat bereksplorasi bersama si kecil! ^_^


Referensi: www.highscope.org


Comments

Post a Comment