Hamil Ektopik (1)

This is a story about my second failure of pregnancy. It took about 8 months for me to heal from the trauma and have guts to write them all here.

Disclaimer: Posting ini murni berisi kejadian yang saya alami dan tidak bermaksud untuk mendiskreditkan pihak-pihak tertentu. Semoga bermanfaat dan menjadi hikmah bagi para pembaca. 

Sudah 8 bulan berlalu, namun kejadian ini masih terekam jelas dalam ingatan bagaikan baru saja terjadi kemarin.

Bismillahirrahmanirrahim...

Sabtu, 10 Oktober 2015
Hari itu adalah hari ke-10 masa haid saya. Paska keguguran 3 bulan lalu, periode haid selalu berlangsung lebih dari 7 hari. Kadang bisa sampai 10 hari. Nah, di periode ini entah kenapa volume darah yang keluar lebih banyak dari biasanya. Bahkan, sampai pukul 12 siang, saya telah mengganti pembalut sebanyak 4x saking banyaknya. Haid masih berlangsung hingga 4 hari kemudian. Merasa agak khawatir, maka kami (saya dan suami) memeriksakan kandungan saya ke dokter.

Selasa, 14 Oktober 2015
Dokter menanyakan keluhan saya kemudian mencatat semua gejala yang saya rasakan dengan sangat teliti. Setelah USG abdomen, dengan senyum tertahan beliau menyatakan bahwa saya HAMIL!
Namun sangat disayangkan, kehamilan saya telah luruh. Ditandai dengan perdarahan minggu lalu itu.
Saya bersikeras bahwa saya tidak mungkin hamil karena haid selalu datang tiap bulan, walaupun dengan periode yang belum beraturan. Sang dokter tersebut pun dengan ramah menyatakan bahwa kehamilan tetap mungkin terjadi walau dengan kondisi tersebut. Tidak percaya, maka kami minta untuk di-tes lab. Sang dokter tertawa dan mengatakan "Ibu tes di rumah saja. Hasilnya sama kok, tetap positif. Tapi kalau mau periksa disini, silakan."

image source: here

Akhirnya, saya keukeuh untuk periksa lab. Ternyata pakai media testpack juga sih. :P
Setelah tes urine selesai, 15 menit kemudian saya dipanggil dan hasil tes sudah di tangan.
Lab ada di lantai 2,  #Asaboy dan papoy menunggu di poli kandungan lantai 3. Sebelum bertemu mereka, saya sempatkan ke toilet sambil membuka hasilnya. Dan ternyata benar... saya hamil.
Saat melihat tanda positif di testpack tersebut, saya betul-betul terguncang dan menangis hebat.
Bisa-bisanya saya nggak merasa kalau saya hamil? Dan saya tidak melakukan usaha apapun untuk menjaganya???? hingga saya harus kehilangan lagi calon adik #Asaboy?
 Saya berusaha menenangkan diri, mengingat #Asaboy ikut kami. Saya berusaha tersenyum ketika menyerahkan hasil lab kepada suster di poli kandungan. Namun air mata kembali tak terbendung ketika suami menanyakan hasil lab tersebut. Saya tahu ia kecewa dan saya melakukannya untuk yang kedua kali! kehilangan calon bayi kami.

Tak lama, suster memanggil kami kembali untuk bertemu dengan dokter. Kata-kata sang dokter berikutnya yang membuat saya semakin nelangsa. Beliau menyatakan bahwa kehamilan ini adalah Kehamilan Ektopik, alias hamil di luar kandungan. (lanjut disini)